Selamat Membaca

Pindah dari Laravel ke Express.js: Apa yang Membuat Saya Beralih ke Ekosistem Node.js?
Sebetulnya, keputusan untuk menggunakan Express.js bukanlah langkah untuk meninggalkan Laravel sepenuhnya. Saya masih terbuka untuk mengerjakan proyek berbasis Laravel, namun kebutuhan dan tantangan di proyek-proyek terbaru mendorong saya untuk mengeksplorasi solusi lain yang lebih sesuai. Keputusan untuk beralih ke Node.js berawal dari pengalaman bekerja dengan partner yang menggunakan Node-RED, sebuah alat berbasis Node.js untuk pemrograman alur data visual. Hal ini membuka wawasan saya untuk lebih mendalami ekosistem Node.js.
Setelah mulai mengenal lebih jauh tentang Node.js, saya memilih Express.js bukan karena popularitasnya, tetapi karena fleksibilitasnya yang tinggi. Meskipun ada banyak framework Node.js modern seperti AdonisJS atau NestJS, saya merasa Express.js lebih sesuai dengan gaya kerja saya yang mengutamakan kebebasan dalam merancang arsitektur aplikasi, tanpa dibatasi oleh pola atau struktur yang lebih kaku.
1. Keinginan untuk Fleksibilitas Penuh: “Unopinionated” dan Minimalis #
Salah satu alasan utama saya memilih Express.js adalah karena sifatnya yang sangat “unopinionated” dan fleksibel. Framework seperti AdonisJS dan NestJS sudah memiliki struktur dan aturan yang lebih ketat, yang meskipun bermanfaat untuk pengembang yang ingin “semuanya sudah disiapkan,” bagi saya, ini justru membatasi kreativitas dan cara saya membangun aplikasi.
Express.js memungkinkan saya untuk menentukan arsitektur aplikasi sesuai kebutuhan saya tanpa terikat dengan aturan yang sudah ditentukan framework tersebut. Saya bisa dengan mudah mengonfigurasi server, middleware, dan struktur aplikasi sesuai dengan preferensi pribadi saya tanpa ada “paksaan” dari framework untuk mengikuti pola tertentu.
2. Keterbatasan Saya dengan Framework yang “Terlalu Banyak Fitur” #
AdonisJS dan NestJS memiliki banyak fitur built-in yang sangat membantu untuk pengembangan aplikasi besar dan kompleks, seperti sistem ORM, autentikasi, routing, dan dependency injection. Meskipun fitur-fitur tersebut sangat powerful, saya merasa kadang fitur tersebut “terlalu banyak” untuk kebutuhan saya yang lebih sederhana.
Saat beralih dari Laravel, saya mencari sesuatu yang ringan dan langsung ke tujuan tanpa banyak overhead. Express.js memberikan saya kebebasan untuk memilih dan menambahkan fitur sesuai kebutuhan, tanpa harus mengikuti pola atau struktur yang mungkin berlebihan untuk aplikasi saya.
3. Pengalaman yang Familiar dengan Ekosistem JavaScript #
Laravel, meskipun sangat kuat, adalah framework berbasis PHP, yang artinya saya harus berpindah dari satu ekosistem ke ekosistem lainnya, dengan kurva pembelajaran yang cukup tinggi. Sementara itu, Node.js dan Express.js memungkinkan saya untuk tetap berada dalam ekosistem JavaScript, yang sudah saya kuasai.
Berkat Node.js, saya bisa menggunakan JavaScript untuk seluruh stack aplikasi (baik backend maupun frontend), yang memberikan keuntungan dalam hal konsistensi dan kecepatan pengembangan. Saya bisa berbagi kode, library, dan tools antara server dan client, yang sangat menghemat waktu pengembangan.
4. Fokus pada Backend Tanpa Terganggu oleh Fullstack #
Laravel adalah framework fullstack yang sangat powerful, menawarkan banyak fitur seperti Blade, Livewire, dan Inertia.js untuk membuat aplikasi fullstack secara cepat. Namun, saya merasa Express.js lebih cocok untuk backend. Saya ingin fokus pada pengembangan API dan server-side logic tanpa terjebak dalam hal-hal yang terkait dengan rendering view atau interaksi langsung dengan frontend.
Bagi saya, Express memberikan keleluasaan untuk membangun backend yang cepat, ringan, dan terkontrol sepenuhnya tanpa harus mengatur segala hal yang ditawarkan oleh framework fullstack seperti Laravel.
5. Menjauh dari Kompleksitas yang Tidak Dibutuhkan #
Framework seperti NestJS dan AdonisJS menawarkan struktur yang sangat terorganisir, lengkap dengan banyak fitur dan pola arsitektur. Meskipun ini berguna untuk aplikasi yang lebih besar, saya merasa untuk banyak proyek saya, kompleksitas yang ditawarkan oleh framework tersebut malah bisa menghambat kecepatan pengembangan. Express, dengan arsitekturnya yang sederhana, memungkinkan saya untuk mulai bekerja lebih cepat dan lebih fokus pada fungsionalitas yang saya butuhkan.
Penutup: Menyesuaikan dengan Kebutuhan yang Terus Berkembang #
Pada akhirnya, pilihan untuk menggunakan Express.js bukan berarti saya menutup kemungkinan kembali ke Laravel atau beralih ke framework lain di masa depan. Ini adalah penyesuaian dengan kebutuhan saya saat ini yang lebih mengutamakan kesederhanaan, fleksibilitas, dan performa dalam pengelolaan backend. Setiap framework memiliki keunggulan dan kekurangannya sendiri, dan keputusan ini adalah hasil dari pengalaman serta pertimbangan atas proyek-proyek yang sedang saya kerjakan.
Saya yakin bahwa teknologi terus berkembang, dan saya tetap terbuka untuk menjelajahi solusi lain sesuai dengan tantangan yang ada. Semoga artikel ini memberikan wawasan bagi teman-teman yang sedang mempertimbangkan untuk memilih framework atau mengeksplorasi solusi terbaik untuk kebutuhan kita.
Barokallaufiikum